Sunday, December 23, 2007

Sabtu, 22 Desember 2007

Thanks berat tuk Hilmi and Nuke atas peminjaman tempatnya untuk kita pake ketawa-ketiwi dengan beberapa kali (sering kali) di selingi oleh omongan-omongan jorok.

Haerul (Jaer), datang paling dulu sebelum aku yang mengendarai motor Meylina tanpa meliana (bingung khan). Berikutnya Meylina nyusul di belakang ku bareng ama Ratih yang di sinyalir merupakan kandidat terkuat untuk sekretaris bapak ketua (Sandi). Tak lama kemudian Haerul pulang kerumah karena alasan keperluan keluarga. Feri juga demikian, hanya saja dia kembali lagi menjumpai kami semua yang sudah mulai ramai. Mudah-mudahan ini bukan kumpul-kumpul kamu yang terakhir sebelum keberangkatan kamu ke Singapura, Ok Fer? By the way, Feri apa Very, mana yang betul?


Entah apa yang membuat Dewi begitu bahagia hari itu.


Geti "The Red Hair" bintangnya hari itu.


Pak Pulisi nggak mau senyum tuh.

Semua setuju untuk cabut ke Bakso Malang Karapitan. Perut terasa begitu lapar setelah tadi hanya di isi oleh tawa canda yang nggak keruan tapi membahagiakan. Entah apa yang terjadi di tengah perjalanan, Bakso Malang Karapitan menghilang dari jalan Riau, begitu pula dengan dua orang teman kita. Meilina yang ban motornya kempes di jalan dan terus menuju rumah, dan juga Dewi Ria yang suhu badan anaknya agak tidak normal (semoga nggak ada masalah dan cepat baik).

Well apa boleh buat, akhirnya kita, sisa dari mereka semua, mampir di warung nasi "Cere Padi".

Aku menghabiskan dua porsi Nasi Bali yang membuat Geti ternganga sambil menunjukkan foto keluarga dan dua buah hatinya kepada Very (Fery, whatever) yang juga menunjukkan bakal lingkungan barunya di Singapura. Ratih sibuk dengan berkas-berkas bakalan ngemsi ke esokan harinya (minggu 23 Desember 2007) di sebuah acara pernikahan. Sandi menyatakan dirinya Karnivora Murni yang tidak menyukai sayuran, dan Gina nampaknya terlibat suatu masalah yang ada hubungannya dengan romantisme.


The Charmed One, Gina. Liat aja bajunya yang bercahaya.


Nuke yang nampak masih seperti dulu.


Berfoto di depan menara Very.

Entah siapa yang mengusulkan pertama kali untuk berkaraoke, so singkat cerita kami pun berangkat ke Nav Karaoke di Dago.

Rata-rata usia kami berada di atas ***a *****an (beberapa dari kami menginginkan agar hal itu di rahasiakan), usia yang tentunya sudah dewasa, yang tentunya sudah pantas untuk di panggil **k *u (alasan sama kayak di atas). Tapi Nav Karaoke membuat kami menjadi begitu muda dan lucu. tau bahkan para ABG pun begitu iri melihat betapa awet mudanya kita (awt muda apa awet leuleutikeun). Ngak percaya, liat aja gaya kami bernyanyi.

O iya, Rahmat dan Heri datang menyusul dan membuat ruang karaoke yang memang sudah sempit semakin sempit. But, we did have more fun with them.


Mempraktekan peribahasa Dewi:
Di colok moal dekok, di cabut moal manyun.
O... my God!!!


Sandi and Geti


Geti and Sandi


Bintangnya NAV Karaoke.


Stop singing, damn it!


Penghayatan yang berlebihan akan perpengrauh pada bentuk bibir.


Kurang penghayatan akan membuat anda menyanyi seperti ini.



Nuke sez, "Sini Maik-nya! Pokoknya gua dulu yang nyanyi!!!"
Heri sez, "Nggak! Nggak bisa! Gua dulu!"


Bungkus rokok yang nggak ada rokoknya.


Yang satu nyanyi yang satu sibuk ngurusin berkas bakalan ngemsi.


We did have a hell of a great time.


Ok..., see you soon. We bet we are.

2 comments:

tan-tan said...

wah jd teringat masa2 jadul ....
kpn lg dong kumpul2nya?

VeryNice said...

Unforgettable memories... Seneng banget bisa ngumpul dan bersenang-senang dengan 'old' friends yg umurnya udah ***a ******n...

Rasanya sedih banget setelah acara selesai dan smuanya bubar, apalagi setelah Ibu Ratih menyebutkan "Sampai ktemu lagi".... saya jadi berpikir: "smoga bisa ktemu lagi dengan kalian".

Terima kasih utk Bapak Wayan yg sudah repot-repot ngebikinin blog ini, sehingga komunikasi dan informasi dgn angkatan 90 tetap nyambung terusssss....

Design by Dzelque Blogger Templates 2008

Dzelque 2008 Jedig 2008