Wednesday, May 21, 2008

So Dark The Con Of Man - Bagian 02


SO DARK THE CON OF MAN
(Begitu gelap tipuan lelaki)

Bagian 2
Rennes-Le-Chateau dan Berenger Sauniere

1 Juni 1885, disebuah desa kecil di Prancis yang saat itu berpenduduk hanya dua ratus jiwa, Rennes-Le-Chateau, datanglah seorang pendeta bernama Berenger Sauniere. Ia seorang lelaki kekar, tampan dan kuat berusia tiga puluh tahun. Tapi yang membuat lelaki ini begitu dikenal karena kecerdasannya. Kecerdasan dan kebebsannya dalam menyatakan pikiran dan pendapatnya ini yang menyebabkan ia memilki masalah dengan atasannya dan membuat ia dikirim kesebuah desa kecil untuk menjadi pendeta. Dikirimnya ia ke desa kecil ini dianggap sebagai suatu usaha untuk menyingkirkan dia dari sekolah seminarinya (seminari=sekolah calon pendeta).

Desa kecil Rennes-Le-Chateau, asal mula sebuah kontroversi besar

Selama enam tahun pertama di desa itu, Sauniere hidup dengan sangat sederhana. Semua sumbangan dan sedekah yang ia dapatkan selalu ia gunakan untuk kepentingan gereja yang saat itu pun tidak terurus. Hari-harinya ia habiskan untuk membaca, memperbaiki bahasa latinnya dan mempelajar bahasa Yunani dan Ibrani. Dan salah satu kesukaannya adalah mendalami sejarah, termasuk satu yang paling ia gemari saat itu adalah sejarah yang mendetail mengenai desa kecil tempat ia tinggal tersebut, Rennes-Le-Chateau.

Berenger Sauniere

Untuk mengurus keperluan rumahtangganya sehari-hari, ia menyewa seorang pelayan wanita bernama Marie Denarnaud. Yang kemudian disinyalir sebagi kekasihnya. Tentunya hal ini sangat terlarang bagi seorang pendeta.

Keinginan Sauniere yang paling utama adalah kembali merombak sebuah gereja yang dibuat sebagai persembahan penduduk desa itu untuk Maria Magdalena (camkan nama ini dibenak anda karena nama ini adalah tokon sentral dalam semua artikel ini) yang dibuat pada tahun 1059. Gereja ini telah begitu rusak, dan berdiri diatas bangunan yang lebih tua dari zaman Visigoth (Visigoth=suku orang-orang Jerman yang menentang kekuasaan bangsa Romawi).

Pintu gerbang kecil gereja Maria Magdalena

Dengan keuangannya sendiri dan juga hasil sumbangan dari masyarakat sangat tidak mungkin untuk membiayai perombakan gereja tersebut. Sehingga mau tidak mau ia harus memohon dana tambahan keinduk gereja diatasnya yang kemudian di tolak. Penolakan itu dikarenakan menurut mereka gereja Maria Magdalena tersebut sudah begitu rusak dan bobrok dan tidak mungkin untuk diperbaiki. Akhirnya, dipuncak kekecewaan dan keputusasaannya, ia memutuskan untuk merombak gereja tersebut semampunya, sedikit demi sedikit tanpa peduli berapa lama waktu yang diperlukan, bahkan mungkin sampai akhir hayatnya ia tidak akan bisa menyaksikan gereja itu utuh seperti semula.

Perombakan kecil-kecilan pun ia mulai dengan penuh kerja keras. Beberapa riwayat mengatakan bahwa Sauniere sendiri pernah tertimpa batu dan memeatahkan lengannya dalam usahanya merenovasi gereja Maria Magdalena tersebut. Dan ketika ia memindahkan sebuah altar yang terletak diantara dua pilar (disinilah semua cerita dan sejarah mengenai Feminitas dimulai) ia menemukan ternyata salah satu pilar itu berongga. Didalamnya pendeta itu menemukan empat buah perkamen yang terbuat dari kulit binatang yang digunakan untuk menulis pada zaman dahulu. Empat buah perkamen tersebut tersimpan dalam sebuah tabung kayu. Perkamen yang pertama bertarikh 1244, yang berikutnya bertarikh 1644, dan dua lainnya bertarikh 1780.

Pilar berlubang tempat keempat perkamen tersimpan selama ratusan tahun

Dua perkamen pada masa 1780 tersebut berisi naskah asli berbahasa latin yang isinya mirip perjanjian baru, tetapi pada dua perkamen yang terakhir berisi tulisan yang sangat aneh, tidak teratur, cenderung berantakan dan bahkan tanpa spasi., yang ia yakini sebagai sebuah kode. Kode yang bahkan sampai sekarang tidak seorang pon berhasil memecahkannya, kecuali Sauniere sendiri berkat kecerdasan yang ia miliki.


Dua buah perkamen misterius dengan code yang tak terpecahkan,
kecuali oleh Sauniere

Ahli bahasa dan ahli pemecah sandi sendiri pun hanya bisa menerjemahkan sandi itu sampai ke:

BERGERE PAS DE TENTATION QUE POUSSIN TENIERS GARDEN LA CLEF PAX DCLXXXI PAR LA CROIX ET CE CHEVAL DE DIEU J’ACHEVE CE DAEMON DE GARDIEN A MIDI POMMES BLEUES.

Yang ditermahkan sebagai berikut:

GEMBALA-GEMBALA, TIDAK TERGODA, KARENA POUSSIN, TENIERS, MEMEGANG KUNCI;PERDAMAIAN 681. DENGAN SALIB DAN KUDA TUHAN, AKU SEMPURNAKAN – ATAU HANCURKAN – IBLIS PENJAGA PADA SIANG HARI. APEL-APEL BIRU.

Dan dari beberapa huruf yang tidak beraturan tersebut terdapat beberapa huruf yang menjorok ke atas. Dan bila hurus-huruf tersebut digabungkan akan terbaca:

A DAGOBERT II ROI ET SION EST CE TERSOR ET IL EST LA MORT.

Yang diterjemahkan sebagai berikut:

HARTA KARUN INI MILIK DAGIBERT II, RAJA, DAN MILIK SION DAN DIA MATI DI SANA.

Tak satu pun ahli yang terkait dengan masalah ini – alih-alih memecahkan – dapat menghubungkan antara satu perkamen dengan perkamen lainnya yang kemudian menemukan jalan buntu sampai detik ini.

Tapi Sauniere, setelah menemukan perkamen itu, beberapa bulan kemudian ia menjadi seorang yang kaya raya. Ia tidak hanya berhasil menyelesaikan pemugaran, merenovasi, merestorasi bahkan memperluas dan mengembangkan Gereja Maria Magdalena, tapi beberapa gereja kecil di desa itu yang sudah ditinggalkan dan diabaikan sekian lama menjadi baru kembali.

Pada tanggal 22 Januri 1917, Sauniere wafat setelah menyelesaikan semua gereja tua yang ia pugar. Jasadnya ditemukan keesokan paginya dlam keadaan duduk tegak di kursi berlengan di menara Magdala, menara tertinggi di gereja Maria Magdalena. Matanya terpejam dengan damai, bibirnya sedikit tersenyum dengan garis-garis wajah melukiskan sebuah kepuasan yang mendalam.

Magdala Tower

Setelah kematiannya, orang-orang menjadi begitu penasaran dengan surat wasiatnya. Beberapa keluarganya datang kepemakaman dan berharap mendapatkan warisan dari Sauniere yang dulunya begitu sederhana. Tapi mereka semua kecewa, semua harta kekayaan Sauniere telah ia wariskan kepada pelayannya yang setia (kekasihnya) Marie Denarnaud tempat ia telah berbagi suku duka dan rahasia selama ini. Ia pun hidup dengan amat sangat berkecukupan, bahkan cenderung mewah di Villa Bethania.

Usai perang dunia ke dua, pemerintahan Prancis mengharuskan semua penduduknya, terutama penduduknya yang kaya, untuk mendaftarkan semua harta dan pendapatannya. Hal ini dilakukan untuk menangkap dan mengadili orang-orang yang mengambil keuntungan dari perang dunia kedua tersebut. Untuk menghindari hal tersebut, Marie Denarnaud lebih memilih untuk hidup miskin. Ia sering terlihat berada di taman Villa sedang membakari uang kertas Frank lama.

29 Januari 1953, Marie Denarnaud meninggal dalam keadaan sangat miskin setelah ia membakari semua uangnya dan meninggalkan semua kekayaannya yang lain. Ia meninggal sebelum sempat menceritakan dari mana Sauniere mendapatkan kekayaannya dan rahasia apa saja yang Sauniere ceritakan padanya.

Teka-teki yang sampai sekarang belum terpecahkan:

Darimanakah sumber kekayaan Sauniere? Darimakah datangnya kemakmuran yang tiba-tiba itu? Tak seorang pun pernah menyaksikan Sauniere memiliki uang yang banyak atau bahkan memegang uang untuk membeli sesuatu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Sauniere tidak menemukan harta karun berupa emas, atau uang atau benda-benda berharga lainnya. Para ahli berpendapat bahwa yang ditemukan Sauniere adalah keberhasilannya menghubungkan dan memecahkan kode rahasia didalam keempat perkamen tersebut. Lalu apa kode rahasia itu? Rahasia apa yang tersimpan didalamnya? Mungkinkah peristiwa seribu tahun yang lalu yang menimpa para Ksatria Templar terjadi pada pendeta ini?

Semua teka-teki itu hanya menimbulkan hipotesa dan teka-teki lainnya tanpa pemecahan sama sekali. Yang kita dapatkan sampai saat ini hanyalah sebuah teori konspirasi terbesar dlam sejarah kehidupan manusia. Teori adalah teori, fakta adalah fakta, kedua hal itu datang secara bersamaan tapi sering kali tidak pernah akrab dan saling mendukung.

Lalu dari manakah teori itu muncul? Apa hubungannya dengan Feminitas? Mari kita kembali ke masa perang suci (Islam) atau perang salib (Kristen) dimulai sekitar seribu tahun yang lalu. Perang salib? Inikah awal mula permasalahan Sauniere? Tidak! Tidak sama sekali! Ini bukan awalnya. Awal permasalahan Sauniere terjadi jauh sebelum Yesus atau Nabi Isa as lahir. Tapi sebelum kita menaiki mesin waktu dan bergerak mundur menuju lebih dari tiga ribu tahun yang lalu, kita terlebuh dahulu memutar semua tombol dimesin waktu yang akan membawa kita ke masa awal mula perang salib sekitar seribu tahun yang lalu.

Bersambung.....,

Sumber:

Micahel Baigent, Richard Leigh, Henry Lincoln (Holy Blood, Holy Grail)
Gerard de Sede (The Gold of Rennes)
Dan Brown (The Da Vinci Code)
Steve Barry (The Templar Legacy)

2 comments:

Anonymous said...

waw....good story...
gabungan referensinya...
gaya bahasanya...
cara penulisannya...
jadi ga sabar pengen tau kelanjutannya...
good luck for you Bro'...

Admin said...

@Signora Suliyanti

Thanks for the appreciation. Mean so much for me.

Tunggu aja kelanjutannya.

Good luck Signora.

Design by Dzelque Blogger Templates 2008

Dzelque 2008 Jedig 2008