Friday, December 28, 2007

Ratih




Ratih
+62 815 722 92959
f4dy4n@yahoo.com

Endah




Endah
+62 857 203 77587

Santana


Santana
+62 812 826 8270
+62 815 140 91011

Thursday, December 27, 2007

Mengapa Berteriak - From Geti

Aku iseng mengunjungi blog milik Geti, The Fun Geti, Geti Yang Seru, dan aku menemukan artikel bagus yang judulnya Mengapa Berteriak. Artikel yang bagus dan cukup indah untuk membuat kita tersenyum setiap membacanya. Trims tuk Geti. Keep Posting!!!

So, Geti Sez....,


Aku suka banget cerita ini...adakalanya kita memang kurang bijaksana dan kurang mengetahui dalam menghadapi sesuatu, sehingga hal kecil yang seharusnya membuat kehidupan menjadi indah, lebih sederhana, mudah, dan terarah. ...harus kita lewati dengan sia - sia...

MENGAPA BERTERIAK ?

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya; "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab; "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."

"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada disampingnya. Mengapa harus berteriak ? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus ?"

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satupun jawaban yang memuaskan.

Sang guru lalu berkata; "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harusberteriak.

Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan; "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?"

Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban.

"Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."

Sang guru masih melanjutkan; "Ketika anda sedang dilanda kemarahan janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu.

Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu kita."

Gina


Gina
+62 81 2200 1319

Mardian


Mardian Hardipto
+62 8122 337181

Octa

Octa
+62 817 9269 210

Dini

Dini Manik
+62 815 9966 095

Yuda



Yuda
+62 812 2120 489

Yanti


Yanti Yulianti
+62 815 607 9596

Ruhinda


Ruhinda
+22 85 207 2002

Yane

Yane
+62 22 704 2246

Riki


Riki
+62 22 704 626 87

Rahmat


Rahmat Sujana
+62 22 924 57311

Nia

Nia
+62 22 717 5848

Lusi

Lusi
+62 81 2244 2730

Jejen

Jejen
+62 22 9199 1174

Heksi


Heksi
+62 8111 44752

Geti



Geti
+62 818 661541
bumung_2002@yahoo.co.id

Anto Pasgati


Anto Pasgati
+62 22 70151 474

Radi


Radi
+62 815 61262 19

Christi

Christy
+62 813 2241 5901
christi_toyobesq@yamaha_motor.co.id

Hilmi



Hilmi
+62 22 704 488 597

Nuke



Nuke
+62 22 81321 989105

Very


Very Agung
+65 904 505 29
32 College Green, Singapore.
very_madrianto@yahoo.com
askme@verygoods.info

Meilina



Meilina
+62 22 916 38363

Haerul



Haerul
+62 813 2211 8589
roel_2709@yahoo.co.id

Join Us

!!! Join Us !!!

Karena sumber masih sangat terbatas...,

Maka dengan terpaksa BSD (Black Skinny Dude) ngusahain sendiri semua kelengkapannya (tentunya dengan bantuan beberapa sohib yang murah hati).

Jadi jangan ngambek kalo ada kesalahan data atau fotonya dirasa kagak pas.

Untuk menghindari keadaan di atas, maka:

Kirimkan data-data lengkap kalian, minimal Nama, Alamat Rumah, Email, dan Nomor yang dapat dihubungi.

Kirimkan juga semua foto-foto yang ada kaitannya dengan kita dan SMPN 9, sewaktu kita masih menjadi murid di sana.

Kirimkan dua buah foto pribadi kalian. Satu waktu kalian masih menjadi murid di sekolah kita dulu, dan yang satu lagi foto terbaru kalian.

Kirimkan semua itu ke:

jedigs@gmail.com

Emang untuk apa sich?

Untuk arsip tentunya dan untuk kami pajang di situs ini. Bagi yang mau lihat contohnya, Klik disini!

Monday, December 24, 2007

Dewi Ria



Dewi Ria
+62 085 222 74450
+62 22 9199 1067

Sandi



Sandi
xbata88@yahoo.com
+62 21 98612968

Sunday, December 23, 2007

Sabtu, 22 Desember 2007

Thanks berat tuk Hilmi and Nuke atas peminjaman tempatnya untuk kita pake ketawa-ketiwi dengan beberapa kali (sering kali) di selingi oleh omongan-omongan jorok.

Haerul (Jaer), datang paling dulu sebelum aku yang mengendarai motor Meylina tanpa meliana (bingung khan). Berikutnya Meylina nyusul di belakang ku bareng ama Ratih yang di sinyalir merupakan kandidat terkuat untuk sekretaris bapak ketua (Sandi). Tak lama kemudian Haerul pulang kerumah karena alasan keperluan keluarga. Feri juga demikian, hanya saja dia kembali lagi menjumpai kami semua yang sudah mulai ramai. Mudah-mudahan ini bukan kumpul-kumpul kamu yang terakhir sebelum keberangkatan kamu ke Singapura, Ok Fer? By the way, Feri apa Very, mana yang betul?


Entah apa yang membuat Dewi begitu bahagia hari itu.


Geti "The Red Hair" bintangnya hari itu.


Pak Pulisi nggak mau senyum tuh.

Semua setuju untuk cabut ke Bakso Malang Karapitan. Perut terasa begitu lapar setelah tadi hanya di isi oleh tawa canda yang nggak keruan tapi membahagiakan. Entah apa yang terjadi di tengah perjalanan, Bakso Malang Karapitan menghilang dari jalan Riau, begitu pula dengan dua orang teman kita. Meilina yang ban motornya kempes di jalan dan terus menuju rumah, dan juga Dewi Ria yang suhu badan anaknya agak tidak normal (semoga nggak ada masalah dan cepat baik).

Well apa boleh buat, akhirnya kita, sisa dari mereka semua, mampir di warung nasi "Cere Padi".

Aku menghabiskan dua porsi Nasi Bali yang membuat Geti ternganga sambil menunjukkan foto keluarga dan dua buah hatinya kepada Very (Fery, whatever) yang juga menunjukkan bakal lingkungan barunya di Singapura. Ratih sibuk dengan berkas-berkas bakalan ngemsi ke esokan harinya (minggu 23 Desember 2007) di sebuah acara pernikahan. Sandi menyatakan dirinya Karnivora Murni yang tidak menyukai sayuran, dan Gina nampaknya terlibat suatu masalah yang ada hubungannya dengan romantisme.


The Charmed One, Gina. Liat aja bajunya yang bercahaya.


Nuke yang nampak masih seperti dulu.


Berfoto di depan menara Very.

Entah siapa yang mengusulkan pertama kali untuk berkaraoke, so singkat cerita kami pun berangkat ke Nav Karaoke di Dago.

Rata-rata usia kami berada di atas ***a *****an (beberapa dari kami menginginkan agar hal itu di rahasiakan), usia yang tentunya sudah dewasa, yang tentunya sudah pantas untuk di panggil **k *u (alasan sama kayak di atas). Tapi Nav Karaoke membuat kami menjadi begitu muda dan lucu. tau bahkan para ABG pun begitu iri melihat betapa awet mudanya kita (awt muda apa awet leuleutikeun). Ngak percaya, liat aja gaya kami bernyanyi.

O iya, Rahmat dan Heri datang menyusul dan membuat ruang karaoke yang memang sudah sempit semakin sempit. But, we did have more fun with them.


Mempraktekan peribahasa Dewi:
Di colok moal dekok, di cabut moal manyun.
O... my God!!!


Sandi and Geti


Geti and Sandi


Bintangnya NAV Karaoke.


Stop singing, damn it!


Penghayatan yang berlebihan akan perpengrauh pada bentuk bibir.


Kurang penghayatan akan membuat anda menyanyi seperti ini.



Nuke sez, "Sini Maik-nya! Pokoknya gua dulu yang nyanyi!!!"
Heri sez, "Nggak! Nggak bisa! Gua dulu!"


Bungkus rokok yang nggak ada rokoknya.


Yang satu nyanyi yang satu sibuk ngurusin berkas bakalan ngemsi.


We did have a hell of a great time.


Ok..., see you soon. We bet we are.

Design by Dzelque Blogger Templates 2008

Dzelque 2008 Jedig 2008